Yogyakarta, karyakelapa.com – Tak banyak orang yang mengetahui tentang asap cair. Bahkan bila anda membaca data statistik di tools SEO macam semrush, volume pencarian produk tersebut hanya mencapai angka 2000. Jumlah yang relatif kecil dibandingkan dengan produk turunan kelapa lainnya seperti minyak kelapa atau santan.
Karena hal tersebut, saya di sini akan mencoba mengisahkan kepada anda tentang salah satu diversifikasi produk turunan kelapa dari batoknya secara lengkap dan sederhana. Saya akan paparkan berbagai hal tentang produk tersebut, segigit demi segigit, mulai dari sejarah, definisi, hingga manfaatnya. Tulisan ini akan menjadi beberapa seri agar tidak membuat anda capek membacanya. Yuk kita mulai.
Sejarah Singkat Asap Cair
Pada tahun 1895, di kota Kansas Amerika Serikat yang panas, Ernest H. Wright mulai mendistribusikan asap cair secara komersil. Kenangan akan “setetes cairan yang menetes dari cerobong kompor” di tempat Wright bekerja dahulu menginspirasinya untuk membuat produk tersebut. Wright melakukan inovasi berupa standarisasi produk sehingga kualitas produk tersebut dapat dibakukan secara nasional.
Namun keberadaan asap cair sendiri sebenarnya sudah ada jauh sebelum itu dengan istilah lain, yakni cuka kayu. Dalam Natural History karya Pliny The Elder, cuka kayu dipakai sebagai upaya pembalseman dan memiliki kualitas unggul. Kemudian pada tahun 1658, Glauber merumuskan metode membuat cuka kayu dari arang.
Di Indonesia sendiri, produk tersebut pertama kali mencuat tatkala muncul isu mengenai keamanan pangan dalam proses pengasapan makanan. Pengasapan, meskipun memiliki kemampuan untuk mengawetkan bahan makanan, ia juga dapat menghasilkan berbagai senyawa yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
Oleh karena itu, beberapa profesor menawarkan solusi berupa produk asap yang dicairkan dari proses pirolisis batok kelapa untuk menggantikan proses pengasapan pada makanan. Sejak saat itu mulai bermunculan pengrajin-pengrajin produk tersebut di berbagai tempat yang tentu saja membantu mendongkrak nilai jual limbah batok kelapa.
Definisi
Meminjam definisi Coconut Center Yogyakarta, asap cair adalah campuran larutan dari dispersi asap kayu dalam air yang dibuat dengan mengkondensasikan asap cair hasil pirolisis. Produk tersebut dapat dibuat menggunakan bahan kayu, batok kelapa, cangkang kelapa sawit, sabut kelapa, dan sebagainya
Dalam konteks tulisan ini, asap cair yang dibuat dari batok kelapa memiliki kandungan senyawa fenolat sebesar 4,13%, karbonil 11,3%, dan asam 10,2%. Adanya senyawa-senyawa tersebut yang memungkinkan asap cair sebagai pengawet berbagai makanan.
Komposisi
Asap cair mengandung berbagai senyawa yang terbentuk karena terjadinya pirolisis 3 (tiga) komponen yakni selulosa, hemiselulosa dan lignin. Lebih dari 400 (empat ratus) senyawa kimia dalam asap telah berhasil diidentifikasi. Komponen-komponen tersebut ditemukan dalam jumlah yang bervariasi tergantung jenis bahan baku yang digunakan, umur tanaman sumber bahan baku, dan kondisi pertumbuhan bahan baku seperti iklim dan tanah.
Lebih lanjut golongan-golongan senyawa penyusun produk tersebut ialah air (11-92%), fenolat (0,2-2,9%), asam (2,8 – 9,5%), karbonil (2,6 – 4,0%), dan tar (1-7%). Kandungan senyawa-senyawa tersebut sangat menentukan sifat organoleptik serta kualitas produk pengasapan. Komposisi dan sifat organoleptic tersebut sangat tergantung pada sifat bahan baku, temperatur pirolisis, jumlah oksigen, kelembaban bahan baku, serta alat pembuatannya.
Bagaimana, menarik bukan? Ada banyak sekali yang bisa kita bahas. Kalau penasaran, nantikan artikel-artikel berikutnya ya.
Sumber:
- https://wrightsliquidsmoke-com.translate.goog/about-liquid-smoke/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl
=id&_x_tr_pto=sge#:~:text=Ernest%20H.,created%20the%20ingredient%20in%201895. - Buku Aplikasi BioShell Pada Berbagai Makanan karya Coconut Center Yogyakarta
- Buku Cara Membuat dan Aplikasinya pada Pengolahan Ikan Asap Karya Utomo, Wibowo, dan Widianto
- Buku Multimanfaat Arang dan Liquid Smoke dari Limbah Biomasa Karya Aisyah
- Majalah Trubus Berjudul Faedah Liquid Smoke