Kelapa adalah salah satu komoditas yang luar biasa karena setiap bagiannya dapat dimanfaatkan, mendukung prinsip zero waste. Dari dagingnya yang menjadi minyak, airnya sebagai bahan minuman, hingga ampasnya yang bisa diolah menjadi pakan ternak. Bahkan, produk sampingan seperti gliserol dari proses pembuatan minyak kelapa juga memiliki nilai guna, misalnya sebagai bahan dasar sabun.
Prinsip zero waste ini menjadikan kelapa sebagai simbol keberlanjutan, karena hampir tidak ada yang terbuang sia-sia. Gliserol, yang merupakan produk sampingan dari pembuatan Minyak Goreng Kelapa, memiliki potensi besar dalam industri ramah lingkungan. Pemanfaatannya menjadi sabun alami adalah salah satu contoh konkret bagaimana limbah bisa diubah menjadi produk bernilai tambah, yang akan kita bahas lebih lanjut.
Cara Membuat Sabun Gliserol
Dalam proses pembuatan sabun ini, sabun dibuat dari bahan dasar gliserol. Pada dasarnya proses pembuatan sabun dengan bahan dasar ini sama seperti proses pembuatan sabun dengan bahan dasar VCO. Hanya saja pada proses pembuatan sabun ini tidak digunakan gliserin seperti pada proses pembuatan sabun dengan bahan dasar VCO karena gliserin di sini sudah diganti dengan gliserol.
Pada proses pembuatan sabun dengan bahan dasar gliserol ini digunakan gliserol sebanyak 1 kg. Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan larutan dengan bahan dasar yang sama seperti larutan pada saat pembuatan sabun dengan bahan dasar VCO. Larutan yang disiapkan adalah NaOH 88 g yang dilarutkan dalam 300 mL air, soda ash 20 g dan NaCl 20 g yang dilarutkan dalam 120 mL air, serta gula 20 g yang dilarutkan dalam 20 mL air.
Setelah larutan disiapkan, 1 kg gliserol dipanaskan sampai suhu 55 C. Setelah suhu mencapai 55o C, dimasukkan asam stearat untuk membentuk gliseril stearat seperti pada proses pembuatan sabun dari bahan dasar VCO. Selanjutkan suhu diturunkan sampai 40o C, kemudian dimasukkan larutan NaOH 100 mL dari larutan yang sudah dibuat karena dalam 1 kg gliserol diasumsikan mengandung minyak sebanyak 10%, sehingga NaOH yang ditambahkan harus 10% dari gliserol.
Larutan NaOH dimasukkan setelah suhunya turun mencapai suhu kamar karena untuk meminimalisir terjadinya penguapan, sehingga reaksinya bisa berjalan optimal. Setelah itu ditambahkan semua larutan yang telah disiapkan dengan selang waktu penambahan untuk masing-masing larutan adalah 1 menit, dan terakhir ditambahkan dengan parfum sebanyak 10 mL untuk memberikan aroma.
Selama penambahan larutan dilakukan pengadukan agar semua bahan bisa bereaksi secara sempurna dan membentuk adonan sabun yang berwarna putih kecoklatan. Kemudian adonan dicetak dan didiamkan selama semalam agar adonan mengeras sehingga terbentuk sabun gliserol yang keras.
Kesimpulan
Prinsip zero waste pada kelapa menunjukkan bahwa alam menyediakan solusi berkelanjutan jika kita memanfaatkannya dengan bijak. Setiap bagian kelapa, termasuk produk sampingannya, dapat diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai ekonomi. Dengan inovasi ini, kita bisa mengurangi limbah dan mendukung ekonomi sirkular secara lebih efektif.
Melalui pemanfaatan gliserol menjadi sabun, kita tidak hanya mengurangi dampak lingkungan tetapi juga menciptakan produk yang alami dan aman. Inisiatif semacam ini adalah langkah nyata menuju kehidupan yang lebih ramah lingkungan. Mari terus berinovasi untuk mewujudkan dunia yang lebih hijau dengan memanfaatkan potensi besar dari alam sekitar kita.